Bahasa Azeri
Bahasa Azeri merupakan salah satu bahasa yang termasuk dalam rumpun bahasa Turkik. Penuturnya meliputi penduduk Azerbaijan, dan 25% penduduk Iran. Di Iran, bahasa Azeri menjadi bahasa ibu bagi penduduk provinsi Azerbaijan-e-Gharbi, Azerbaijan-e-Sharqi, Ardabil dan Zanjan, Iran. Disamping itu, banyak juga konsentrasi penutur bahasa ini yang tinggal di Teheran dan kota-kota besar lainnya di Iran. Selain itu, terdapat sekitar 500 ribu penutur bahasa ini di wilayah Kars, Turki timur yang berbatasan dengan Iran.
Sedangkan masyarakat Turkoman yang tinggal di bagian utara Irak sebenarnya adalah penutur dialek Azeri. Mereka tinggal di wilayah peralihan antara kelompok Arab dan Kurdi.
Di Republik Azerbaijan, sebelum tahun 1929, bahasa ini ditulis dalam huruf Arab, kemudian pada tahun 1930-1940 huruf Latin dipergunakan. Akan tetapi dengan kebijakan keras dari Stalin pada tahun 1940, huruf Azeri diganti dengan huruf Kiril, dan setelah kemerdekaan pada tahun 1991, huruf Azeri mulai menggunakan huruf Latin dengan mengadaptasi versi Turki.
Sedangkan di Iran, penutur Azeri menggunakan huruf Arab yang berbeda sistemnya dengan Persia, dan perbedaannya dengan Azeri di Azerbaijan adalah, pengaruh bahasa Persia yang sangat kuat dalam bahasa ini.
Sedangkan masyarakat Turkoman yang tinggal di bagian utara Irak sebenarnya adalah penutur dialek Azeri. Mereka tinggal di wilayah peralihan antara kelompok Arab dan Kurdi.
Di Republik Azerbaijan, sebelum tahun 1929, bahasa ini ditulis dalam huruf Arab, kemudian pada tahun 1930-1940 huruf Latin dipergunakan. Akan tetapi dengan kebijakan keras dari Stalin pada tahun 1940, huruf Azeri diganti dengan huruf Kiril, dan setelah kemerdekaan pada tahun 1991, huruf Azeri mulai menggunakan huruf Latin dengan mengadaptasi versi Turki.
Sedangkan di Iran, penutur Azeri menggunakan huruf Arab yang berbeda sistemnya dengan Persia, dan perbedaannya dengan Azeri di Azerbaijan adalah, pengaruh bahasa Persia yang sangat kuat dalam bahasa ini.
Negara
-
Azerbaijan
Azerbaijan adalah negara sekuler dan telah menjadi anggota dari Dewan Eropa sejak 2001. Mayoritas populasi adalah Syiah dan turunan Turki barat, dikenal sebagai Azerbaijani, atau singkatnya Azeri. Negara ini resminya demokrasi, tetapi dengan peraturan otoritas kuat. Azerbaijan juga merupakan negara anggota OKI. -
Georgia
Pada zaman klasik, beberapa kerajaan independen dibangun di daerah yang saat ini dikenal sebagai Georgia. Kerajaan Kolkhis dan Iberia mengadopsi Kristen pada awal abad keempat. Kerajaan Georgia mencapai puncak keemasan politik dan ekonomi di bawah pemerintahan Raja David IV dan Ratu Tamar pada abad ke-11 dan 12. Kemudian negara tersebut diinvasi oleh kerajaan-kerajaan yang lebih besar seperti Kekaisaran Mongolia, Kesultanan Utsmaniyah, dan dinasti-dinasti Iran. Pada akhir abad ke-18, Kerajaan Kartli-Kakheti membentuk aliansi dengan Kekaisaran Rusia, sehingga area tersebut dianeksasi oleh Rusia pada tahun 1801, diteguhkan oleh Perjanjian Gulistan dengan Dinasti Qajar. Ketika Revolusi Rusia berlangsung pada tahun 1917, Georgia mendapatkan kemerdekaan dan menjadi republik pertama yang dibentuk di bawah perlindungan Jerman dan Inggris, sebelum akhirnya kembali diinvasi pada tahun 1921 dan bergabung menjadi Uni Soviet sebagai Republik Sosialis Soviet Georgia. -
Turki
Bangsa Turk mulai bermigrasi ke daerah yang dinamakan Turkiyesh pada abad ke-11. Proses migrasi ini semakin dipercepat setelah kemenangan Kesultanan Seljuk melawan Kekaisaran Bizantium pada pertempuran Manzikert. Beberapa Beylik (Emirat Turkiye) dan Kesultanan Seljuk Rûm memerintah Anatolia sampai dengan invasi Kekaisaran Mongol. Mulai abad ke-13, beylik-beylik Ottoman menyatukan Anatolia dan membentuk kekaisaran yang daerahnya merambah sebagian besar Eropa Tenggara, Asia Barat, dan Afrika Utara. Setelah Kesultanan Utsmaniyah runtuh setelah kalah pada Perang Dunia I dan masalah internal (pemberontakan Gerakan Turkiye Muda dan Pemberontak bangsa Arab) sebagian wilayahnya diduduki oleh para Sekutu yang memenangi Perang Dunia I. Mustafa Kemal Atatürk kemudian mengorganisasikan gerakan perlawanan melawan Sekutu. Pada tahun 1923, gerakan perlawanan ini berhasil mendirikan Republik Turkiye Modern dengan Mustafa Kemal Atatürk menjabat sebagai presiden pertamanya.